Kebakarandiatas kapal dapat terjadi dari berbagai hal seperti: a. Bunga api yang berasal dari ketel, cerobong ataudari dapur kapal. b. Hubungan singkat atau (korsleting) yang dapat terjadi karena kabel-kabel listrik yang kendor. c. Larangan meroko pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh nahkoda dapat dipatuhi. d.
Kegiatan Pembelajaran 3. Komunikasi Dengan Isyarat Bunyi Deskripsi Penggunaan isyarat bunyi sangat rentan menimbulkan kekacauan atau salah pengertian. Oleh karena itu isyarat bunyi dipergunakan seminimal mungkin dengan mempergunakan suling, sirine, terompet kabut dan sebagainya, Pengisyaratan bunyi harus dilakukan dengan perlahan-lahan atau dengan standar kecepatan pengiriman dengan isyarat bunyi adalah 8 delapan perkataan atau 40 huruf untuk setiap menitnya. 23 Komunikasi dengan isyarat bunyi sebaiknya dilakukan pada perairan bebas dan memiliki pandangan yang cukup. Seorang petugas komunikasi di kapal untuk bisa berkomunikasi dengan isyarat bunyi, yang bersangkutan harus menguasai kode morse, karena berita harus disampaikan dalam bentuk kode morse bunyi. Penggunaan isyarat-isyarat bunyi selain isyarat-isyarat satu huruf hanya harus digunakan dalam keadaan yang amat sangat membahayakan dan jangan digunakan dalam perairan ramai. Oleh karena sifatnya yang khusus, penggunaan isyarat bunyi dalam penglihatan terbatas harus mengacu kepada peraturan P2TL tahun 1972 Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut seperti dijelaskan pada modul ini, khususnya pada sub bab komunikasi di kapal dalam keadaan darurat. Kegiatan Belajar 1 Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan belajar “komunikasi dengan isyarat bunyi” ini diharapkan peserta didik dapat 1 Menjelaskan prosedur komunikasi isyarat bunyi sesuaistandar operasional penggunaan. 2 Menyebutkan simbol-simbol morse. 3 Mendemonstrasikan berkomunikasi dengan isyarat bunyi. 4 Mengidentifikasi isyarat bunyi dalam penglihatan terbatas. 5 Menjelaskan komunikasi darurat dengan menggunakan isyarat bunyi. 2 Uraian Materi a. Komunikasi di kapal dalam keadaan normal Pengisyaratan bunyi menggunakan tanda morse yang menimbulkan huruf- huruf, angka-angka, dan sebagainya. Diungkapkan dalam tanda-tanda dasar yang berupa titik-titik Pendek-Pendek dan Garis-Garis Panjang diisyaratkan secara tunggal atau secara kombinasi tentang waktu pemancarannya, kita 24 harus memperhatikan benar-benar tentang perimbangan waktu antara titik- titik pendek- pendek, garis-garis panjang-panjang, ruang-ruang di antara dasar yang satu dengan tanda dasar yang lain dan ruang ruang di antara dan tanda morse lengkap serta ruangan-ruangan antara dua kata atau kelompok. Perimbangan waktu yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut a Sebuah Titik Pendek dipergunakan sebagai satu satuan waktu. b Sebuah Garis Panjang senilai dengan tiga titik = 3 satuan waktu. c Ruang waktu diantara dua tanda dasar senilai dengan satu titik =1 satuan waktu. d Ruang waktu di antara dua simbol lengkap senilai dengan 3 titik = 3 satuan waktu. e Ruang waktu antara dua kata atau dua kelompok senilai dengan 7 titik = 7 satuan waktu. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perimbangan waktu yang dimaksudkan itu, harap perhatikan contoh di bawah ini Contoh “KAPAL KEBAKARAN” akan diisyaratkan sebagai berikut - . - / . - / . - - . / . - / . - . . // - . - / . / - . . . /. – / - . - / . - / . - . / . - / - . // Titik = satu satuan waktu Garis = tiga satuan waktu Antara dua pancaran dalam satu huruf = satu satuan waktu Antara dua huruf/angka dalam satu kata = tiga satuan waktu Antara dua kata = tujuh satuan waktu 25 Dalam melakukan perisyaratan bunyi sebaiknya mematuhi instruksi sebagaimana yang telah ditentukan, akan sulit kalau waktunya sangat lambat, sebab sukar membedakan antara titik-titik dan garis, akibat kurang cepatnya membedakan waktu. Dalam hal ini, maka kita harus lebih memanjangkan garis-garis dalam perbandingan dengan titik- titik. Standar kecepatan pengiriman dengan isyarat bunyi adalah 8 delapan perkataan atau 40 huruf untuk setiap menitnya. Isyarat-isyarat harus dilakukan secara perlahan-lahan dan dengan jelas. Isyarat-isyarat itu boleh diulang, jika perlu, tetapi dengan selang waktu yang cukup untuk menjamin bahwa tidak akan dapat menimbulkan kekeliruan dan bahwa isyarat-isyarat satu huruf tidak akan terkelirukan sebagai kelompok- kelompok dua huruf. Para Nakhoda harus ingat bahwa isyarat-isyarat satu huruf dari kode yang ditandai dengan * yaitu B, C, D, E, G, H, I, S, T dan Z , apabila disampaikan dengan bunyi, hanya boleh disampaikan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan-peraturan internasional untuk mencegah pelanggaran di laut saja. Acuan juga dibuat untuk isyarat-isyarat satu huruf yang diperuntukkan bagi penggunaan khusus antara kapal pemecah es dan kapal-kapal yang ditolong. Kode-kode isyarat yang biasa dipergunakan dalam isyarat bunyi hampir sama dengan yang dipergunakan dalam isyarat cahaya, antara lain  AA AA AA dan seterusnya Isyarat panggilan umum atau panggilan untuk stasiun yang tidak dikenal , dibuat untuk menarik perhatian apabila ingin berisyarat dengan semua stasiun atau dengan sebuah stasiun yang nama atau isyarat identitasnya tidak diketahui. Panggilan itu dilakukan secara terus menerus sampai memperoleh balasan dari stasiun yang ditujukan. 26  TTTTTT dan seterusnya Isyarat balas, dibuat untuk membalas panggilan dan isyarat ini harus diisyaratkan secara terus menerus sampai stasiun pengirim menghentikan panggilannya.  DE Dari ………….. dipakai di depan nama atau tanda pengenal/isyarat identitas dari stasiun pengirim.  Panggilan dilakukan oleh stasiun pengirim dan selanjutnya mengirimkan berita dengan tiada terputus-putus, sampai dengan persiapan komunikasi ditutup dengan menyampaikan isyarat “AR”. Jika sipenerima isyarat tidak ketinggalan dalam menerima suatu isyarat perkataan atau kelompok, maka ia akan memberi isyarat “R” pada akhir berita yang diterimanya.  AR isyarat penutup, digunakan dalam semua hal untuk menyatakan akhir isyarat atau akhir transmisi oleh stasiun pengirim.  R dilakukan oleh stasiun penerima, yang artinya telah diterima / Received atau saya telah menerima isyarat anda yang terakhir / I have received your last signal.  Apabila si penerima isyarat stasiun penerima ketinggalan dalam menerima suatu perkataan atau kelompok, maka ia segera memberi tanda ulangan “UD”. Pada waktu mendengar tanda ini, stasiun pengirim memutuskan pengisyaratannya dan kembali mengirimkan beberapa perkataan atau kelompok berita ke belakang, setelah itu stasiun pengirim melanjutkan beritanya sampai tuntas.  CS stasiun pengirim membuat isyarat apabila menanyakan nama atau isyarat identitas dari stasiun penerima.  AS isyarat tunggu atau isyarat periode harus digunakan sebagai berikut - Apabila dibuat secara tersendiri atau setelah akhir suatu 27 isyarat berarti bahwa stasiun lain itu harus menunggu untuk komunikasi lebih lanjut isyarat tunggu/ waiting signal; - Apabila isyarat AS disisipkan antara kelompok-kelompok, isyarat itu berfungsi sebagai pemisah antara kelompok- kelompok isyarat periode/period signals untuk menghindari kekeliruan. b. Prosedur Isyarat Bunyi Contoh berisyarat KM Indarung call sign PKVA ingin menyampaikan berita kepada KM Nenemalomo call sign PKSL, Berita yang akan disampaikan adalah “Pada tanggal 12 Februari 2007, Baringan dan jarak sebuah kapal yang diperoleh dengan Radar adalah Baringannya 2250 dan jaraknya 18 mil”. Ket. OM = Baringan dan jarak sebuah kapal yang diperoleh dengan Radar Berita ingin disampaikan dalam bentuk kode isyarat internasional dengan menggunakan isyarat bunyi ? Jawabannya perhatikan pada tabel di bawah ini. Tabel Prosedur berisyarat dengan bunyi Disampaikan dengan isyarat KODE N 28 Tanda panah yang berada kekiri di atas itu dimaksudkan bahwa KM Nenemalomo yang pertama-tama mengutarakan nama panggilannya dan diulangi oleh KM Indarung. KM Indarung call sign PKVA ingin menyampaikan berita kepada KM Nenemalomo call sign PKSL, Berita yang akan disampaikan adalah “Sejak waktu sore terlihat beberapa ranjau terapung”. Berita ingin disampaikan dalam bentuk bahasa biasa dengan menggunakan isyarat bunyi? Jawabannya perhatikan pada tabel 11 di bawah ini. Tabel Prosedur berisyarat dengan bunyi Disampaikan dengan isyarat bahasa biasa Indarung KM. Nenemalomo KET 1 Panggilan 29 Tidak diberi jawaban, kalau salah satu perkataan ini tidak diterima, maka jawab Catatan Tanda panah yang berada kekiri di atas itu dimaksudkan bahwa KM Nenemalomo yang pertama-tama mengutarakan nama panggilannya dan diulangi oleh KM Indarung. c. Komunikasi di Kapal dalam Keadaan Darurat Dalam hal-hal yang khusus bila suatu kapal akan melakukan meeting, over taking atau crossing, agar tidak terjadi kecelakaan maka setiap awak kapal wajib segera memberikan tanda perhatian dengan membunyikan bel atau benda lainnya, sesuai dengan aturan P2TL. Adapun Isyarat bunyi yang biasa diterapkan dalam aturan P2TL Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut adalah sebagai berikut a Aturan yang ditetapkan dalam P2TL yang berhubungan dengan bunyi memiliki aturan tentang lamanya bunyi dipancarkan, sesuai dengan Aturan 32 dan 33. b Suling berarti sembarang alat isyarat bunyi yang mampu menghasilkan tiupan- tiupan yang ditetapkan. c Istilah “tiupan pendek” berati tiupan yang lamanya satu detik. Istilah “tiupan panjang” berarti tiupan yang lamanya 4 – 6 detik. d Kapal yang panjangnya 12 m atau lebih harus dilengkapi dengan suling atau genta dan harus selalu dapat dibunyikan dengan tangan. Aturan 34, Isyarat olah gerak dan Isyarat peringatan Apabila kapal-kapal saling melihat, kapal tenaga yang sedang berlayar jika mengolah gerak harus menunjukkan olah gerak 30  satu tiup pendek . yang berarti "Saya sedang mengubah haluan saya ke kanan"  Dua tiup pendek . . yang berarti "Saya sedang mengubah haluan saya ke kiri"  Tiga tiup pendek . . . yang berarti "Saya sedang menggerakkan mundur mesin pendorong", Kapal yang bermaksud hendak menyusul kapal lain, harus menunjukkan maksudnya dengan isyarat-isyarat berikut  Dua tiup panjang disusul dengan satu tiup pendek _ _ . yang berarti "Saya hendak menyusul pada sisi tambung kananmu",  Dua tiup panjang disusul dengan dua tiup pendek _ _ . . yang berarti "Saya hendak menyusul pada sisi lambung kirimu", Kapal yang akan disusul harus menunjukkan persetujuannya dengan isyarat berikut  Satu tiup panjang, satu tiup pendek, satu tiup panjang dan satu tiup pendek _ . _ . Apabila kapal-kapal yang saling melihat sedang mendekati satu sama lain dan oleh sesuatu sebab, salah satu kapal tidak mengerti maksud atau tindakan kapal yang lain, atau ragu-ragu apakah tindakan yang diambil oleh kapal yang lain itu cukup untuk menghindari tubrukan maka kapal yang ragu-ragu itu harus segera menunjukkan keragu- raguannya dengan memberikan isyarat  Lima tiup pendek dan cepat pada suling Kapal yang mendekati tikungan atau daerah alur pelayaran atau air pelayaran, dimana kapal-kapal lain mungkin terhalang oleh rintangan yang terletak di antaranya, harus membunyikan isyarat  Satu tiup panjang _ . Isyarat demikian, harus dijawab dengan satu tiup panjang oleh tiap kapal yang sedang mendekat, yang mungkin berada di belakang rintangan yang terletak di antaranya itu. 31 Aturan 35, Isyarat bunyi dalam penglihatan terbatas Isyarat bunyi dipergunakan dalam penglihatan terbatas, baik pada waktu siang maupun malam hari, isyarat-isyarat yang ditetapkan dalam Aturan ini harus digunakan sebagai berikut  Kapal tenaga yang mempunyai laju terhadap air, harus membunyikan satu tiup panjang _ dengan selang-selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  Kapal tenaga yang sedang berlayar tetapi berhenti dan tidak mempunyai laju terhadap air, harus membunyikan dengan selang- selang waktu tidak lebih dari 2 menit, dua tiup panjang berturut-turut _ _ , dipisahkan oleh selang waktu kira-kira dua detik.  Kapal yang tidak dapat diolah gerak, kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya, kapal yang terkekang oteh saratnya, kapal layar, kapal yang menangkap ikan dan kapal yang menunda atau mendorong kapal lain, harus membunyikan satu tiup panjang disusul oleh dua tiup pendek _ . . , dengan selang-selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  dKapal yang menangkap ikan, bilamana sedang berlabuh jangkar dan kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya, bilamana melakukan tugasnya sambil berlabuh jangkar, sebagai pengganti isyarat-isyarat yang ditetapkan dalam ayat g Aturan ini, harus membunyikan isyarat yang ditetapkan dalam ayat c yaitu satu tiup panjang disusul oleh dua tiup pendek _ . . , dengan selang-selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  Kapal yang ditunda, atau jika kapal yang ditunda lebih dari satu, maka kapal yang terakhir dalam tundaan itu, jika diawaki, harus membunyikan satu tiup panjang disusul oleh tiga tiup pendek . . . , dengan selang-selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  Apabila kapal yang mendorong dan kapal yang didorong maju dihubungkan secara erat dalam kesatuan gabungan, maka kapal- kapal itu harus dianggap 32 sebagai satu kapal tenaga dan harus memberikan isyarat-isyarat yang ditetapkan dalam ayat-ayat a atau b.  Kapal yang berlabuh jangkar, harus memukul genta secara cepat selama kira-kira 5 detik dengan selang-selang waktu tidak lebih dari satu menit. Di kapal yang panjangnya 100 meter atau lebih, genta itu dibunyikan dibagian muka kapal dan segera setelah pemukulan genta itu, gong dibunyikan secara cepat selama kira-kira 5 detik di bagian belakang kapal.  Kapal yang berlabuh jangkar sebagai tambahan, boleh membunyikan tiga tiup berturut-turut, yakni satu tiup pendek, satu tiup panjang dan satu tiup pendek . _ . , untuk memberi peringatan kepada kapal yang mendekat tentang kedudukannya dan tentang adanya kemungkinan tubrukan  Kapal yang kandas, harus memberikan isyarat genta dan jika diperlukan isyarat gong yang ditetapkan dalam ayat f, dan sebagai tambahan harus memberikan tiga pukulan terpisah dan jelas pada genta, segera sebelum dan sesudah bunyi genta secara cepat itu. Kapal yang kandas, sebagai tambahan, boleh membunyikan isyarat suling yang sesuai.  Kapal yang panjangnya kurang dari 12 meter, tidak diwajibkan untuk memberikan isyarat-isyarat tersebut diatas; tetapi jika tidak memberikan, ia harus memberikan sesuatu isyarat bunyi lain yang baik dengan selang- selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  Kapal pandu bilamana melakukan tugas pemanduan, sebagai tambahan pada isyarat-isyarat yang ditetapkan dalam ayat-ayat a, b atau f boleh membunyikan isyarat pengenal yang terdiri dari empat tiup pendek Aturan 36, Isyarat untuk menarik perhatian. Jika dianggap perlu untuk menarik perhatian setiap kapal boleh memberikan isyarat bunyi ke jurusan bahaya tanpa mengganggu atau membingungkan setiap kapal lain yang lewat. Dalam hal-hal tertentu bila terjadi kecelakaan atau keadaan darurat yang sangat 33 mendesak dengan pertimbangan bahwa bantuan pertolongan dari pihak kapal lain sangat dibutuhkan maka setiap awak kapal wajib segera memberikan tanda perhatian dengan membunyikan bel atau benda lainnya maupun berteriak untuk meminta pertolongan. Dalam keadaan bahaya atau darurat maka peralatan yang dapat digunakan adalah peralatan atau mesin- mesin maupun pesawat- pesawat yang mampu beroperasi dalam keadaan tersebut. Bila terjadi keadaan khusus misalnya dalam keadaan penglihatan terbatas maka kita harus bisa mengidentifikasi jenis dan fungsi tanda-tanda bahaya sesuai standar IMO, agar sedini mungkin melakukan tindakan keselamatan sesuai dengan bahaya yang dihadapi. Contoh isyarat bunyi sesuai standar IMO d. Tanda bahaya kapal tenggelam Sirene bahaya dibunyikan dengan cara isyarat 7 tiup pendek dan satu tiup panjang ... , sirene dibunyikan secara terus menerus, dan langkah yang harus diambil apabila kita mendengar isyarat tanda bahaya kapal akan tenggelam, maka kita harus 1 Siap-siap dalam keadaan darurat kapal tenggelam Abandon ship 2 Pintu-pintu kedap air ditutup 3 Nakhoda diberi tahu kapal akan tenggelam 4 Kamar mesin diberi tahu kapal akan tenggelam 5 Posisi kapal di cek di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan e. Tanda bahaya kapal terbakar Sirine bahaya dibunyikan dengan cara 1 pendek dan 1 panjang . _ secara terus menerus, tanda bahaya terus menerus dibunyikan sampai dengan ada tindakan, apabila kita mendengar isyarat tanda 34 bahaya kapal terbakar, maka kita harus 1 Menyiapkan regu-regu pemadam kebakaran dan harus mengetahui di mana lokasi kebakaran terjadi. 2 Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis ditutup 3 Nakhoda dan Kepala Kamar Mesin diberi tahu kapal terjadi kebakaran 4 Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan. 5 Lakukan pemadaman kebakaran f. Tanda kapal yang sedang kandas Membunyikan tiga pukulan pada isyarat genta, apabila kita mendengar isyarat tanda bahaya kapal yang sedang kandas, maka kita harus 1 Stop mesin penggerak kapal main engine 2 Pintu-pintu kedap air ditutup 3 Nakhoda diberi tahu kapal kandas 4 Kamar mesin diberi tahu kapal kandas 5 VHF pindah ke channel 16 g. Tanda kapal tidak terkendali Sirine bahaya dibunyikan dengan cara 1 panjang 2 pendek _ . . secara terus menerus, yang berarti kapal tidak dapat diolah gerak dan memiliki kemampuan olah gerak yang terbatas, tanda bahaya terus menerus dibunyikan sampai dengan ada tindakan, apabila kita mendengar isyarat tanda bahaya kapal tidak terkendali, maka kita harus 1 Bunyikan sirine bahaya _ . . secara terus menerus 2 Mengolah gerak kapal sedemikian rupa untuk mengurangi bahaya kandas lebih parah 3 Radio VHF dipindah ke channel 16 4 Posisi kapal di cek di ruangan radio dan diperbaharui bila ada 35 perubahan posisi 3 Refleksi Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran “komunikasi dengan isyarat bunyi” ini dapat disimpulkan kode isyarat yang biasa dipergunakan dalam berkomunikasi dengan isyarat bunyi, antara lain  Komunikasi dalam keadaan normal a. AA AA AA dan seterusnya Isyarat panggilan umum atau panggilan untuk stasiun yang tidak dikenal , b. TTTTTT dan seterusnya Isyarat balas. c. DE Dari ………….. dipakai di depan nama atau tanda pengenal/isyarat identitas dari stasiun pengirim. d. Komunikasi ditutup oleh stasiun pengirim dengan menyampaikan isyarat “AR”. Jika sipenerima isyarat tidak ketinggalan dalam menerima suatu isyarat perkataan atau kelompok, maka ia akan memberi isyarat “R” pada akhir berita yang diterimanya. e. AR isyarat penutup, digunakan dalam semua hal untuk menyatakan akhir isyarat atau akhir transmisi oleh stasiun pengirim. f. R telah diterima / Received atau saya telah menerima isyarat anda yang terakhir / I have received your last signal. g. Apabila si penerima isyarat stasiun penerima ketinggalan dalam menerima suatu perkataan atau kelompok, maka ia segera memberi tanda ulangan “UD”. h. CS stasiun pengirim membuat isyarat apabila menanyakan nama atau isyarat identitas dari stasiun penerima. i. AS isyarat tunggu atau isyarat periode j. Agar senantiasa kita terampil dalam berkomunikasi dengan bunyi dianjurkan untuk menghapalkan atau mengingat kode morse.  Komunikasi dalam keadaan darurat Dalam kondisi yang khusus terutama dalam keadaan yang sangat 36 penting atau mendesak, telah diatur dalam aturan P2TL khususnya tentang kapal-kapal yang saling melihat, kapal yang akan melakukan penyusulan ataupun kapal mendekati tikungan dan penglihatan terbatas. Apabila kapal-kapal saling melihat, kapal tenaga yang sedang berlayar jika mengolah gerak harus menunjukkan olah gerak a . yang berarti "Saya sedang mengubah haluan saya ke kanan" b . . yang berarti "Saya sedang mengubah haluan saya ke kiri" c . . . yang berarti "Saya sedang menggerakkan mundur mesin pendorong", Kapal yang bermaksud hendak menyusul kapal lain, harus menunjukkan maksudnya dengan isyarat-isyarat berikut a _ _ . yang berarti "Saya hendak menyusul pada sisi lambung kananmu", b _ _ . . yang berarti "Saya hendak menyusul pada sisi lambung kirimu", Kapal yang disusul harus menunjukkan persetujuannya dengan isyarat _ . _ . Apabila kapal yang mendekat tidak mengerti maksudnya atau ragu- ragu apakah tindakan yang diambil oleh kapal yang lain itu cukup untuk menghindari tubrukan maka memberikan isyarat Kapal yang mendekati tikungan harus membunyikan isyarat _ dan dijawab _ oleh tiap kapal yang sedang mendekat. Isyarat bunyi dipergunakan dalam penglihatan terbatas, sebagai berikut a. _ = Kapal tenaga yang mempunyai laju terhadap air, b. _ _ = Kapal tenaga yang sedang berlayar tetapi berhenti 37 dan tidak mempunyai laju terhadap air. c. _ . . = Kapal yang tidak dapat diolah gerak, kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya, kapal yang terkekang oleh saratnya, kapal layar, kapal yang menangkap ikan dan kapal yang menunda. d. _ . . = Kapal yang menangkap ikan, bilamana sedang berlabuh jangkar dan kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya. e. _ . . . = Kapal yang ditunda, atau jika kapal yang ditunda lebih dari satu, maka kapal yang terakhir dalam tundaan itu. Kapal yang berlabuh jangkar atau kapal yang kandas, harus memukul genta secara cepat selama kira-kira 5 detik dengan selang-selang waktu tidak lebih dari satu menit. f. . _ . = Kapal yang berlabuh jangkar. g. . . . . = Kapal pandu bilamana melakukan tugas pemanduan. 2 Peralatan Navigasi/ Safety of Navigation. 3. Perlengkapan penyelamat jiwa/ life saving appliances. 1. Dokumen / documentation. Dokumen untuk keselamatan sangat penting keberadaanya dikapal, antara lain yang dipersyaratkan adalah : - Fire control plan, adalah merupakan gambar/ denah yang menunjukkan letak, posisi, jenis dan jumlah alat terjadidi atas kapal. Berdasarkan peraturan internasional maka jenisnya isyarat bahaya yang. terdapat di atas kapal dibagi atas : a). Isyarat berupa bunyi ledakan senjata yang diperdengarkan selang. waktu kira-kira satu menit. b). Isyarat berupa bunyi atau alarm yang diperdengarkan secara terus. menerus. c). Waktuuntuk mengerjakan soal sesuai jadwal di atas. 3. Setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban. mencapai ratusan kilo yang membuat kapal-kapal di tengah samudera tak bisa KD 3.11 Menganalisis konsep getaran, gelombang, dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari termasuk sistem pendengaran manusia dan sistem sonar pada hewan PeralatanPeralatan Navigasi di Kapal. Lampu tiang utama (untuk kapal panjang lebih 50 m) / main masthead. Kompas magnet merupakan kompas utama sebagai alat untuk penentu arah kapal, kompas dipasang di anjungan kapal atau di geladak kompas diatas anjungan. Kompas magnet harus selalu dikoreksi, karena kemungkinanpengaruh logam sekitar magnet. Lalu berkomunikasi dengan bahasa isyarat isyarat dapat dilakukan dengan bendera isyarat, morse bunyi, morse cahaya dan isyarat bunyi. *atau sebutkan posisi dekat pulau atau tanjung / atau out bound vessel (kapal menuju keluar) this is inbound vessel (kapal menuju ke dalam) bo: Kemampuan taruna berkomunikasi dalam bahasa inggris dalam konteks
Keadaankhusus yang mungkin terjadi, sehubungan dengan operasi kapal yang tidak sebagaimana biasanya. Tugas jaga di laut. Pengaturan tugas jaga laut di kapal dilaksanakan sebagai berikut : 1) Jam 00.00 - 04.00 Jaga larut malam (Dog watch) - Mualim II. 2) Jam 04.00 - 08.00 Jaga dini hari (Morning Watch) - Mualim II.
Soal7: Bagaimana cara penyusulan di alur pelayaran sempit?Jawab:a).Sedapat mungkin penyusulan dilakukan di alur pelayaran yang lurus.b).Penyusulan dinyatakan dengan isyarat bunyi: 2 panjang 1 pendek untuk penyusulan disebelah kiri, 2 panajang 2 pendek untuk penyusulan disebelah kanan.c).Jika kapal yang disusul setuju, membunyikan isyarat bunyi 1 panjang, 1 pendek, 1 panjang, 1 pendek (- Â
11Simbol Utama Di Dashboard Meter Kereta Yang Korang Patut Ambil Tahu. Ilustrasi Jari Kartun Gerak Isyarat Bukan Mainstream Tangan Cari. Inilah yang dapat admin bagikan terkait jenis jenis isyarat bahaya di kapal. Admin Berbagai Jenis Penting 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait jenis jenis isyarat bahaya di kapal dibawah ini.
.
  • ni5vv7p8uk.pages.dev/120
  • ni5vv7p8uk.pages.dev/275
  • ni5vv7p8uk.pages.dev/322
  • ni5vv7p8uk.pages.dev/95
  • ni5vv7p8uk.pages.dev/303
  • ni5vv7p8uk.pages.dev/23
  • ni5vv7p8uk.pages.dev/68
  • ni5vv7p8uk.pages.dev/206
  • isyarat bunyi di atas kapal