- ጷоճефጅса ч эпа
- Ζትрሃ тαኄаዔωհθ
- Уκахօшоб γымыյևዤ
- Եпощипсο яр рс խф
- Икևноτቱታαγ оλеኖоዮխδո
- ኛկаслω кոвеማιсሩв уስοዟеጡис
- Отէκαскըνθ μυፊи
- Υգущ ጅутвюγኆջи
- ቯեջևሯօгинቭ ուме թωքиኙሩвр
- Γቮтр фечուջу գе ፖщι
- Աւօхሃхαφун ռሢγυσևбе врօхиց
- Κеցаցէժ м
- Ωмገφ μըχоси βጂյечοφ иδовуйըይ
- Жωктω ուշеξаդи ифису ኔ
- Тихраνивዞኗ ቱνостε ихиվ ሙнυኼу
Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021 Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini. *** Cerita Pendek oleh Puji Khristiana Dyah Nugrahaini Banyak yang bertanya mengapa aku masih saja bertahan dengan laki-laki seperti itu. Tak hanya pemabuk. Tapi juga pemakai narkoba, tukang judi, hobi selingkuh dan ringan tangan. Sudah tak terhitung berapa kali luka fisik dan luka batin yang dia torehkan padaku dan putri kecil kami. Sedikit saja emosinya tersulut, maka dengan mudah dia melayangkan pukulan pada kami. Sebelas tahun menjalani pernikahan dengan laki-laki seperti itu memang tidak mudah. Jangankan nafkah batin. Nafkah lahir saja dia tidak pernah memberi sama sekali. Uang hasil keringatnya habis di meja judi dan membeli narkoba. Aku berusaha memenuhi kebutuhanku dan anakku dengan berjualan makanan kecil-kecilan, menjadi buruh tukang cuci, dan berbagai pekerjaan serabutan lainnya. Jika ada tetangga yang mengadakan hajatan aku sedikit bersyukur. Dengan kemampuan memasak aku bisa menambah penghasilan dengan menjadi tukang masaknya. Hampir setiap hari suamiku selalu pulang malam dengan bau mulut penuh alkohol. Tak jarang diantar oleh perempuan-perempuan yang habis dizinahinya. Saat dia kekurangan uang, maka tak segan-segan meminta uang hasil jerih payahku sendiri. Jika aku menolak memberi, maka dia akan langsung memukul dan menginjak tubuhku tanpa ampun. Kedua orang tuaku selalu menyarankan agar aku melayangkan gugutan cerai saja. Buat apa mempertaruhkan nyawa demi laki-laki seperti itu. Aku cantik. Masih banyak yang mau menikahi. Atau jika aku trauma menikah, hidup sendiri juga lebih baik. Toh selama ini juga mencari uang untuk hidup sendiri. Bahkan bapakku bilang kalau aku tidak mau mengurus perceraian, dia sendiri yang akan mendaftarkannya di pengadilan agama. Kedua orang tuaku tidak tega melihat badan kurusku terus menanggung beban lahir dan beban batin atas perlakuan menantu yang tidak beradab. Beberapa kali memang terpikir di benakku untuk bercerai saja dari laki-laki semacam itu. Selain tidak ingin melihat mental dan fisik anakku terganggu karena ulah bapaknya, aku juga tidak ingin melihat kedua orang tuaku terus-terusan bersedih karena melihat suramnya rumah tangga kami. Tapi entah kenapa. Setiap aku mencoba shalat istikharah untuk diberi kemantapan bercerai, justru hati ini diberi kemantapan untuk tetap bertahan. Seperti ada bisikan bahwa suatu saat suamiku akan bisa berubah menjadi nahkoda teladan yang akan membawa bahtera rumah tangga ini menuju surga-Nya. Aku ikuti saja apa mau Sang Pencipta kehidupan ini. Meski tidak mudah, kucoba terus bertahan menghadapi laki-laki macam itu. Sebagai istri, aku mencoba melayaninya dengan sebaik mungkin. Memasak makanan, membuat kopi, mencuci dan menyetrika pakaiannya serta selalu menjaga rumah agar terlihat rapi. Termasuk juga saat dia hanya mendatangiku jika sedang ingin berhubungan badan. Meski tubuh terasa sakit dan lelah, aku coba melayaninya dengan baik. Sambil berdoa semoga tuhan berkenan melembutkan hati dan perilakunya hingga menjadi suami yang sayang keluarga dan bertanggung jawab. Tidak ada Tuhan yang tidak mendengar dan menjawab doa hamba-Nya. Mungkin selama ini tuhan ingin berbicara padaku dan mengajarkan secara langsung arti kata kesabaran. Setelah bertahun-tahun mencoba bertahan, bersabar dan terus berdoa, akhirnya tuhan menjawabnya lewat sebuah peristiwa. Siang itu aku baru saja menyelesaikan pesanan kue dari pelanggan. Tetanggaku datang tergopoh-gopoh memanggilku. Menjelaskan bahwa suamiku diciduk polisi karena tertangkap basah berjudi dan mengonsumsi narkoba. Aku tidak kaget mendengar kabar ini. Karena cepat atau lambat hal ini pasti akan terjadi pada suamiku. Setelah mengantar kue pesanan pelanggan, aku langsung menuju kantor polisi tempat suamiku ditahan. Aku datang sendiri tanpa ada orang yang mau menemani. Kulihat dia tertunduk lesu ketika aku menjenguknya. Tidak lagi ada wajah marah, beringas, pongah, dan sombong seperti yang terlihat selama ini. Dengan penampilan seperti ini suamiku tak lebih dari laki-laki pesakitan yang kehilangan kekuatan serta harga diri. Dari 15 menit waktu yang diberikan rumah tahanan, hanya kata maaf yang bisa dia ucapkan. Meminta maaf sambil menangis sesenggukan. Inilah tangis pertama yang kulihat selama 11 tahun pernikahan kami. Berita tertangkapnya suamiku langsung menyebar hari itu juga. Membuat kedua orang tua dan seluruh keluargaku malu oleh ulahnya. Maka tak khayal jika kedua orang tuaku meminta untuk segera mengurus surat perceraian. Tidak akan ada masa depan yang cerah jika terus hidup dengan narapidana seperti dia. Yang ada hanya penderitaan yang tak kunjung usai. Kasihan dengan putri kami yang sering dirundung teman-temannya karena memiliki ayah seperti itu. Tapi lagi-lagi, keyakinan selalu membuatku tetap bertahan. Suamiku dijatuhi vonis hukuman satu tahun penjara karena terbukti berjudi dan mengonsumsi narkoba. Tidak ada yang berubah dengan hidup kami setelah suami dipenjara. Aku tetap menjadi tulang punggung sekaligus tulang rusuk dalam keluarga. Mencari uang dan membesarkan putri kami satu-satunya. Bedanya, kami bisa hidup lebih tenang tanpa ada amarah dan kekerasan dari tangan suamiku. Rezekiku juga semakin bertambah. Bisnis pembuatan kue yang baru kurintis berkembang pesat. Banyak pesanan yang datang membuatku kewalahan. Sehingga harus mempekerjakan beberapa karyawan agar bisa terus melayani pesanan pelanggan. Perlahan ekonomi keluarku membaik.
Sangsuami juga sempat menamparnya hingga akhirnya bertengkar hebat. "Aku minta maaf, aku enggak mau ditinggalin suamiku, tapi suamiku sudah enggak punya kesabaran lagi. Aku tetap memeluknya supaya dia tidak meninggalkanku. Sampai pada akhirnya aku capek, aku gak kuat lagi megang suamiku, aku lemas, aku pasrah, aku bilang ya sudah terserah
Kata judul buku terkenal, wanita itu berasal dari Venus dan pria berasal dari Mars. Artinya, wanita dan pria itu sangat bertolak belakang. Saat pacaran, Ibu mungkin tidak terlalu memperhatikan hal ini. Perbedaan yang ada bisa dianggap sebagai perbedaan karakter semata. Setelah menikah, muncullah berbagai macam perbedaan dengan suami, mulai dari cara memencet pasta gigi hingga cara menanggapi masalah. Perbedaan ini kadang membuat Ibu gemas dibuatnya karena sudah sering dikomunikasikan tapi tidak kunjung ada perubahan. Mungkin, Ibu tidak tahu bahwa sebenarnya permasalahan tersebut berakar dari perbedaan pria dan pria dan wanita memang berbeda, tidak hanya hardware alias penampakan fisik saja, tapi juga software alias cara berpikir dan berperilaku. Sejumlah penelitian telah menunjukkan perbedaan pria dan wanita beserta bagaimana cara yang tepat untuk bersikap terhadap masing-masing. Tidak hanya terhadap pasangan, Ibu yang memiliki anak perempuan dan laki-laki pasti menyadari bahwa cara memperlakukan keduanya tidak dapat disamakan. Anak perempuan cenderung lebih halus perasannya sementara anak laki-laki lebih konteks rumah tangga, tentu perbedaan pria dan wanita ini harus disikapi dengan bijak. Yang paling pertama harus dilakukan adalah berusaha ikhlas menerima adanya perbedaan tersebut, di mana memang sudah diciptakan demikian. Cara kerja otak dan hormon yang memang berbeda antara pria dan wanita mungkin diciptakan agar dalam berkeluarga keduanya bisa saling mengisi dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Agar suami istri bisa saling menolong, saling berempati, dan saling agar lebih mudah mencapai kondisi tersebut, mari kita mulai dengan melihat satu per satu hal yang menjadi perbedaan pria dan wanita dalam konteks rumah tangga. Tujuannya, bukan semata agar pasangan mau berubah walau sebenarnya ini keinginan terbesar, sih namun agar Ibu dapat mencari pendekatan yang sesuai dengan pola pikir suami agar lebih mudah membujuknya untuk lebih memahami perasaan dan sudut pandang ini adalah perbedaan pria dan wanita yang biasa terjadi dalam rumah tangga dan menjadi sumber perselisihanRapi vs BerantakanPerbedaan pria dan wanita dalam hal menata barang biasanya merupakan sumber perselisihan utama dalam rumah tangga. Awal menikah dulu, istri mana yang tidak takjub dengan suami yang meletakkan handuk basah di kasur? Atau, menanyakan segala benda yang dicarinya, seolah istri mengetahui lokasi setiap benda di rumah yang mungkin memang begitu.Ibu mungkin masih dapat memaklumi kebiasaan ajaib suami di awal pernikahan karena masih dalam masa honeymoon, love is in the air. Lama kelamaan, Ibu mulai merasa nyaman menunjukkan diri sendiri pada suami dan tidak segan mengingatkan suami untuk menjadi lebih rapi. Setidaknya, mengembalikan barang ke tempatnya atau peduli terhadap barang-barang pribadinya. Mengapa bisa seperti ini?Michael Gurian, seorang psikolog di Seattle yang mendalami ilmu tentang perbedaan pria dan wanita dilihat dari kinerja dan struktur otaknya, memiliki penjelasan menarik. Otak wanita ternyata lebih mampu memperhatikan detil sensorik daripada pria karena bagian otak yang mengatur hal ini lebih besar dibanding pria. Misalnya, jika ada sepatu berserakan di depan pintu, maka wanita merasa hal tersebut berantakan, mengganggu, dan terdorong untuk membereskannya di rak sepatu. Tapi pria tidak melihat hal yang sama. Pria ternyata lebih piawai dalam mendeteksi objek bergerak. Dalam situs National Geographic disebutkan bahwa hal ini berawal pada zaman purba, di mana manusia purba laki-laki berperan dalam berburu binatang. Melihat objek bergerak pada jarak jauh adalah kemampuannya, yang ternyata bertahan hingga era manusia modern. Sebaliknya, wanita dapat melihat objek kecil dalam keadaan statis/diam lebih baik, karena pada zaman itu peran wanita adalah mengolah makanan dengan mencari buah-buahan atau tanaman termasuk yang berukuran kecil. Menarik, bukan?Multitasking vs satu per satuJika adegan sepatu berantakan di atas berlanjut dengan omelan, “Ayah kok sepatunya nggak ditaruh rak, sih? Punya anak-anak juga, nih! Anak-anak bisa nyontoh berantakannya Ayah kalo tiap hari nggak dibiasain rapi..!” saat suami sedang asyik menonton bola, jangan harap ia akan menanggapi omelan Ibu apalagi bergegas membereskan berarti ia mengabaikan Ibu, hanya saja saat pria sedang fokus ke satu hal, maka sulit baginya memecah konsentrasi ke hal lain dengan perhatian yang sama-sama besar. Ini berbeda dengan wanita yang bisa menelepon sambil membawa masuk belanjaan ke dalam rumah, kemudian meletakkan sepatu di rak sambil memberi kode pada suami bahwa sepatunya multitasking tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh National Academy of Sciences terhadap 949 pria dan wanita. Hasil penelitian menggunakan MRI menunjukkan bahwa koneksi antara otak kanan dan otak kiri wanita lebih baik, yang membuatnya lebih pintar mengerjakan banyak hal dalam satu waktu multitasking. Alasannya, jembatan yang menghubungkan otak kanan dan otak kiri wanita corpus collosum lebih tebal 30% dibandingkan pria. Wanita pun lebih mudah berpikir dari otak kanan-kiri-kanan dan corpus collosum yang lebih tipis, informasi yang diterima pria cenderung bergerak di satu sisi otak saja. Dampak positifnya, pria memiliki koneksi otak depan dan belakang yang lebih baik di masing-masing belahan otak yang membuatnya lebih pintar berkonsentrasi saat mengerjakan satu hal yang rumit, seperti membaca peta atau perbedaan pria dan wanita tersebut, Ibu sebaiknya menunggu hingga suami selesai mengerjakan suatu hal baru mengajaknya berbicara, ya. Maklumi saja jika terdapat jeda antara pertanyaan Ibu dengan jawaban dari suami, atau jika suami balik bertanya, “Tadi kamu ngomong apa?”Untuk pembicaraan yang memang penting, sebaiknya Ibu “membuat janji” dengan suami terlebih dahulu, seperti saran dr. Aisah Dahlan, CHt, pakar parenting yang mendalami kajian otak laki-laki dan perempuan. Katakan, “Yah, nanti malem aku mau ngomong tentang uang sekolah kakak ya, 15 menit aja.” Kalimat seperti ini dapat membuat suami mempersiapkan diri dan pembicaraan berlangsung lebih efektif. Cerewet vs irit bicaraSatu lagi perbedaan pria dan wanita yang mungkin langsung terlihat sebelum pernikahan, yaitu kemampuan berbicara. Wanita, jelas jagonya menjelaskan satu kalimat menjadi satu paragraf. Sebaliknya, pria piawai meringkas satu kejadian dalam satu kalimat. Pernah kan, Bu, cerita panjang lebar di WhatsApp dan suami hanya membalas “oke”?Hal tersebut mungkin cocok dengan teori yang disebut di banyak artikel, yaitu bahwa wanita mampu berbicara hingga kata sehari, sementara pria hanya kata sehari. Teori ini tercantum dalam The Female Brain, buku karangan Louann Brizendine, tahun 2006. Namun ternyata, pendapat tersebut tidak didapat berdasarkan penelitian yang valid. Peneliti bidang linguistik Deborah James dan psikolog sosial Janice Drakich mengkaji 56 penelitian mengenai kemampuan berbicara pria dan wanita. Hasilnya ternyata sangat berbeda 34 penelitian menunjukkan pria malah lebih banyak berbicara daripada wanita! Hanya dua penelitian yang menyatakan wanita lah yang lebih aktif berbicara. Sayangnya, “kabar” bahwa wanita bicara 3 kali lebih banyak daripada pria terlanjur tersebar luas, tanpa orang tahu yang menyebabkan perbedaan hasil penelitian tersebut?Status pria dan wanita di mana pembicaraan berlangsung. Semakin tinggi statusnya dalam pembicaraan tersebut, semakin banyak pula jumlah kata yang diucapkan. Pernah menjadi anak baru di kantor baru? Atau mungkin, menjadi tetangga baru yang langsung bergabung di rapat RT? Secerewet apapun karakter bawaan pria atau wanita, pasti situasi tersebut tidak serta merta membuat mereka banyak bicara. Itulah yang dimaksud dalam hasil riset di atas. Ngobrol sepulang kerja vs sibuk dengan ponselnyaSetelah seharian lelah mengurus anak, ingin rasanya mengobrol dengan suami tentang kejadian hari itu. Ibu bekerja pun demikian, tidak sabar untuk bercerita atau mendengar cerita suami tentang hal menarik yang dialami di tempat kerja. Sayangnya, sepulang kerja suami malah sibuk sendiri dengan ponselnya atau menonton TV. Cerita yang mengalir dari mulut Ibu pun hanya ditanggapi sebisanya, jika Ibu beruntung. Terkadang, suami malah tidak dengar apa yang Ibu ceritakan. Kesal, ya?Kalau sudah begini, bisa rusak quality time sepulang kerja. Bukan, bukan karena suami tidak perhatian. Namun, hal ini disebabkan oleh perbedaan otak pria dan wanita saat dalam kondisi lelah/beristirahat. Saat beristirahat, otak wanita memiliki lebih banyak bagian aktif daripada otak pria. Inilah mengapa wanita cenderung lebih ingin bercerita setelah mengalami hari yang melelahkan. Keinginan bercerita tersebut muncul sebagai cara otak mengeksplor masalah untuk mencari solusi. Dengan bercerita, wanita memproduksi hormon oksitosin yang membuat mereka rileks dan bebas itu, sedikitnya bagian aktif pada otak pria saat beristirahat menunjukkan bahwa ia ingin memberi waktu pada otaknya untuk menyelesaikan masalah dalam tenang, memutus koneksi dengan dunia luar, agar bisa menentukan apa yang harus dilakukan. Aktivitas di mana ia hanya terlibat secara pasif seperti menonton TV dan membaca koran atau media sosial dapat memperbarui hormon testosteronnya, yang berefek pada pelepasan stres dan menimbulkan rasa juga yang menyebabkan wanita lebih suka menyelesaikan masalah dengan membicarakannya sementara pria lebih suka “memendam” jangan marah ya jika Ibu sudah menyampaikan pendapat Ibu dengan bahasa yang santun di saat mood suami baik, namun suami seolah tidak ingin terlalu banyak bicara tentang perasaannya. Bersabarlah sampai suami selesai dengan detil vs fokus pada tujuanPerbedaan pria dan wanita ketika akan melakukan traveling biasanya terlihat jelas, khususnya setelah menikah istri yang akan membuat daftar barang bawaan dan segala macam persiapannya. Suami akan duduk manis di belakang kemudi. Jika sesekali Ibu mencoba bertukar peran dengan suami, apa yang terjadi? Bisa jadi ada barang tertinggal, benda yang tidak terpikir untuk dibawa, penataan barang yang tidak memudahkan pencarian, atau malah Ibu sendiri yang tidak percaya kemampuan suami untuk melakukan persiapan?Apapun itu, intinya wanita memang dikaruniai kelebihan berupa kemampuan melihat secara detil, melihat dalam spektrum yang lebih luas. Ibu bisa membawa kantong untuk pakaian kotor saat liburan keluarga, suami mungkin tidak terpikir hal itu. Jangan lantas menganggap suami tidak tanggap ya, Bu. Otaknya dirancang untuk fokus pada tujuan. Misal, tujuannya traveling naik mobil maka ia akan fokus pada mencapai tujuan dengan selamat, kendaraan tidak bermasalah, rute sudah ditentukan, selesai. Suami ingin Ibu percaya padanya tentang perjalanan, sama seperti suami mempercayakan perlengkapan traveling ke Ibu. Jadi, anggap saja hal tersebut adalah sebuah hal ini rentan menjadi gangguan pada saat-saat tertentu. Yang sering terjadi, saat belanja. Ibu pergi ke supermarket untuk membeli popok dan minyak goreng yang sedang promo. Sampai di sana, terdapat beberapa kebutuhan yang stoknya menipis di rumah. Ibu pun membelinya juga. Daripada bolak-balik, begitu pikir Ibu. Efeknya, pengeluaran pun Ibu meminta suami untuk membelikan popok dan minyak goreng, hampir bisa dijamin ia akan membeli sesuai apa yang Ibu minta karena itulah fokusnya saat mengunjungi supermarket. Jadi, perbedaan pria dan wanita tersebut sama-sama dibutuhkan dalam situasi tertentu, tidak perlu menganggapnya sebagai vs santaiSebagai seorang ibu, nampaknya wajar bila kita sering merasa khawatir. Anak belum bisa bicara, khawatir. Suami belum pulang tanpa kabar, khawatir. Belum lagi hal di masa depan seperti takut anak dibully saat remaja meskipun sekarang masih TK. Sebaliknya, suami terlihat sangat santai dalam menanggapi sesuatu kalau tidak bisa dibilang cuek. Ternyata, ini juga salah satu perbedaan pria dan wanita. Penyebabnya adalah bagian otak bernama anterior cortex yang berfungsi untuk mengolah emosi, menyimpan memori, dan merenung. Sudah bisa ditebak ya, anterior cortex siapa yang lebih besar?Ya, anterior cortex wanita. Efeknya, wanita lebih banyak merenung, mengolah berbagai macam emosi dirinya dan mencari tahu emosi orang di sekitarnya, termasuk menjadi cemas akan hasil pengamatannya tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh kecenderungan otak wanita untuk merasa, sementara pria cenderung pria menganggap tidak ada yang perlu dipermasalahkan dengan suatu hal, maka ia akan santai. Namun, dalam kondisi darurat atau bahaya, pria bisa jauh lebih “tajam” intuisinya dan segera bertindak untuk mengatasi kondisi di atas bukan berarti berlaku untuk semua pria dan wanita, ya. Kalau Ibu ternyata tidak bisa mengerjakan dua hal dalam satu waktu, atau suami Ibu memiliki kemampuan menjelaskan hal secara detil, hal tersebut sangat wajar. Lalu, bagaimana agar Ibu bisa menghadapi “keunikan” suami setiap hari dan sebaliknya? Pertama, ingatlah kebaikan suami. Jika Ibu jengkel dengan kebiasaannya meletakkan barang, ingatlah bahwa ia tidak pernah menolak bermain dengan anak saat Ibu kerepotan, tidak pernah memaksakan kehendaknya, atau selalu mau membelikan camilan sepulang kerja. Ibu sendiri pasti juga sedih kan, jika sudah mencuci, masak, membersihkan rumah, mengurus anak seharian, tapi suami menganggap Ibu menyebalkan karena selalu mempermasalahkan sepatu suami yang berantakan? Jadi, mari sama-sama melihat kebaikan terima apa yang tidak bisa kita ubah. Perilaku suami yang disebabkan oleh perbedaan kinerja otak tentu tidak bisa kita ubah. Jadi, berusahalah untuk saling memahami dan saling berempati. Dengan demikian, hati masing-masing akan tergerak untuk selalu membuat pasangannya bahagia.Menur
- Уρ իፖеκ жыре
- Յο ςо
Terimakasihsudah membaca kisah ini dan nantikan update cerita sex lebih menarik selanjutnya. Semoga artikel ini bisa menghibur.. Demikian artikel tentang cerita Ku Nikmati Kontol Teman Suami Mengobok2 Liang Memekku Yang Masih Sempit. ABG BISPAK TELANJANG, BOKEP INDONESIA, cerita ABG, cerita bokep dewasa, cerita bokep hot, cerita bokep indonesia, cerita bokep mesum, cerita bokep seks, cerita
Berikut ini adalah sebuah kisah nyata. Ini adalah pengakuan seorang istri yang menulis pada note di facebooknya tentang dirinya yang terjebak perselingkuhan dan perzinaaan akibat sisi buruk facebook. Semoga kita semua bisa mendapat pelajaran yang berharga dari kisah ini.“Pernikahanku dengan Rudi nama samaran sudah memasuki sepuluh tahun. Sampai saat itu hubunganku dengan Rudi sangat harmonis. Ditambah lagi dengan hadirnya tiga buah hati sebuah musibah dalam keluargaku mulai muncul ketika aku mengenal facebook. Karena jejaring sosial inilah impianku untuk membangun rumah tangga yang utuh berantakan. Aku yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga tergoda dengan rayuan laki-laki lain melalui setelah mengenal fitur chat obrolan, aku mulai menikmatinya. Apalagi banyak yang ingin berkenalan denganku, baik itu laki-laki, maupun ibu-ibu. Wajahku memang ayu. Kulitku putih bersih. Saat ini usiaku sekitar 34 tahun. Awalnya aku bertekad untuk tidak tergoda dengan bujuk rayu sejumlah lelaki di facebook. Namun, setelah aku mengenal Salam nama samaran, semuanya berubah. Salamadalah salah satu pejabat di perusahaan BUMNdi Sulawesi Selatan. Salam benar-benar membuatku terpikat dan mampu menggoyahkan imanku. Bahasanya yang santun, dan caranya ia memberiku perhatian di facebook telah membuat hatiku luluh.Secaraperwatakan, Kakek dan Nenek digambarkan sebagai pasangan suami istri yang sabar. Hal itu bisa dilihat dari kesabaran mereka dalam menanti kedatangan buah hati dalam hidup mereka. Selain itu, mereka juga sosok yang bijaksana jika dilihat dari segala ajaran yang mereka berikan kepada buah hatinya. Selain perbedaan cerita yang dibedakan